Ikhlas Meringankan Beban Kehidupan
“(1) Bukankah kami telah melapangkan untukmu dada Mu?
(2) Dan kami telah menghilangkan dari padamu bebanmu,
(3) Yang memberatkan punggung Mu?
(4) Dan kami tinggikan sebutan (nama) Mu,
(5) Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan,
(6) Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan,
(7) Maka apabila kamu telah selesai (dari satu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain.
(8) Dan hanya kepada Tuhan mulah hendaknya kamu berharap.“ (QS. Alam Nasyrah : 1-8)
Surat Alam Nasyrah sangat gamblang menjelaskan keistimewaan manusia yang ikhlas!. Di sana di jelaskan, bahwa hanya dengan berharap kepada Allah lah, hati kita akan dilapangkannya, punggung kita akan di ringankan dari beban hidup yang memberatkan. Dan segala kesulitan akan di mudahkan, dan Allah akan tinggikan derajatnya, bagi orang-orang yang hanya berharap kepada Allah.
Kita semua manusia sadar, bahwa menjalani hidup bukanlah hal yang mudah. Hidup itu di penuhi ujian dan cobaan, jalan menanjak terjal yang di penuhi krikil-krikil tajam. Kesedihan dan kebahagian adalah dua hal yang datang bergantian, bagai siang dan malam. Kadang di tengah perjalanan kita merasa bosan, malas dan sedih, sesekali kita mengeluh, menuntut dan menyalahkan keadaan. Walaupun tidak sedikit pula kebahagiaan, keberhasilan, cinta kasih datang menghampiri, menghapus segala luka, dan kecewa yang menghimpit kesengsaraaan.
Tapi di satu sisi, terkadang kebodohan manusia sendiri yang membuat dia sombong dan lupa diri pada pencipta-Nya. Saat keberhasilan dan kebahagian datang, seolah-olah kesuksesan itu, adalah hasil jenih payahnya sendiri. Bahkan ia hampir lupa, bahwa Allah Yang Maha Berkehendak, punya andil di dalamnya. Tapi sebaliknya saat ujian dan bencana datang, yang ia hujat malah Tuhan-Nya sendiri. Seolah-olah dia tak pernah melakukan kesalahan sedikit pun, yang membuat bencana itu datang padanya. Padahal kalau ia mau teliti, tindakannya itu hanyalah bentuk-bentuk pembenaran bagi dirinya, atas kesalahan yang dia perbuat sendiri ”???”.
Disinilah, letak kekhilafan manusia yang perlu di dasari segera mungkin kalau kita ingin memulai mengikhlaskan hati. Karena manusia yang ikhlas, hatinya sedikit pun tak pernah menghujat Tuhannya. Sesulit apapun kesedihan, penderitaan, dan kesempitan meghampirinya.
Justru, semakin besar ujian yang datang maka semakin besar pula kepasrahan dirinya ia panjatkan pada Allah SWT. Karena orang ikhlas selalu percaya, setelah kesulitan pasti akan datang kemudahan. Bagi hamba-hamba-Nya yang hanya berharap pada Allah, tak ada kamus kesombongan, dalam dirinya. Sebab hanya karena kehendak dan ridha Allah lah, keberhasilan dan kesuksesan itu datang padanya. Sungguh, hanya keikhlasan lah akan membuat hati kita lapang dari belenggu jiwa yang memenjara, menghilangkan beban-beban kehidupan yang semakin hari, semakin memberatkan pundak manusia.
Sumber: Keajaiban Ikhlas - Muhammad Gatot Aryo Al-Huseini