..Masa lalu sebagai renungan kedewasaan menginjak angka 22..
M a s a L a l u...........................................
......................................................
..................................................
.............................................
........................................
..................................
............................
.......................
..................
.............
.........
.....
..
......................................................
..................................................
.............................................
........................................
..................................
............................
.......................
..................
.............
.........
.....
..
Apa itu masa lalu..?
Kenapa mesti melihat masa lalu..?
Mengapa begitu pentingnya masa lalu..?
Bagaimana membawa masa lalu itu..?
Yah...sederet pertanyaan dengan masa lalu..
Apabila kita mengkaji lebih dalam kejadian masa lalu..
Tanpa masa lalu mungkin tak akan ada masa sekarang..
Tanpa masa lalu mungkin kita tak terbayang keadaan di saat sekarang..
Ooow..Masa lalu ku..Hanya deretang bintang”yg jadi kenangan indah di dalam kalbu..
Deretan cerita-cerita penghantar jikalau datang masa sekarang..
Tangisan akan masa lalu yg suram..
Mungkin tak ingin terjadi di masa sekarang..
Kesalahan yg ada di masa lalu itu..
Menjadi cambuk perih ketegaran untuk berdiri dan bangkit..
22 tahun yg silam tepat pukul 23.53..
Lahir seorang anak laki-laki yg masih suci..
Tingkah laku yg menggemaskan dan lucunya wajah sang anak..
Menjadikan orang yg melihatnya menjadi senang..
Renge’an yg keluar dari mulut sang anak..
Seakan menjadi pertanda bahwa sang anak membutuhkan sesuatu..
Diberikanlah segala sesuatu..
Namun sang anak tak kunjung diam..
Apa..Apa..Apa yg kau butuhkan anakku..?
Tanya Ibu kepada anak itu..
Sang Ibu berusaha memberikan segalanya untuk sang anak..
Agar Sang Anak tak merenge’ lagi..
Segala upaya dilakukan Ibu..
Menimang Sang Anak..Menyusui Sang Anak..Menyanyikan Shalawat Nabi u/Sang anak..
Berulang kali cara-cara itu dilakukan Ibu..
Tanpa peduli akan waktu yg berputar..
Sang Anak pun terdiam dan mata pun mulai terpejam kelelahan..
Mengingat ketulusan Sang Ibu dan belaian kasih sayangnya..
Gerakan mata dan tingkahnya seraya berkata kepada Sang Ibu..
”Inilah Ibu kasih sayangmu yg lembut ini menjadikanku tenang, Ibu”
Dimensi waktu yg berputar menghantar kedewasaan Sang Anak..
Pelajaran demi pelajaran masuk ke dalam otak Sang Anak..
Tanpa saringan yg bersih..
Otak sang anak penuh dengan sensasi..
Semakin dewasa sang anak mengenal banyak hal..
Segala pengetahuan ingin diketahuinya..
Semua yg ada ingin dicobanya..
Seolah tak mengenal apa itu..Dan apa ini..
Seiring berjalannya waktu..
Sampai usia menginjak angka 22..
Sang Anak ingin selalu bisa membahagiakan Ibu dan Ayahnya..
Walau kini belum sepenuhnya ia mampu..
Tak urung niat membahagiakan Sang Ibu..
Segala cara dilakukan untuk Sang Ibu..
Sebagai ungkapan kalau Ananda..
Sayang kepadamu Ibu..
(Persembahan untuk kedua Orang Tuaku yang berjuang dalam hidupku demi kebahagianku namun kelak suatu saat Ananda ingin membahagiakan kalian)