DIMENSI KEHIDUPAN

Selayang Pandang:  
Assalamu'alaikum Wr.Wb Ya Akhi Wa Ukhti :)

Ahlan wa sahlan di Dimensi Kehidupan.

Hadirnya Dimensi Kehidupan sebagai pengingat dalam kehidupan,

agar kita selalu Istiqamah dan mengingatNya dalam kehidupan ini.

Dimana kehidupan yang luas, mungkin diantara kita pernah

melakukan berbagai hal yang salah di kehidupan ini.

Dimen berharap dengan sedikit pengambaran yang ada dalam konten blog dimen ini

membuat kehidupan kita lebih bermakna dan lebih mempunyai arti serta mawas diri di kehidupan ini.

Syukron atas kunjungannya. Barakallah wa Jazakumullahu Khairan Ya Akhi Wa Ukhti.

Wassalamu'alaikum Wr.Wb





















ARTIKEL DIMENSI KEHIDUPAN

gravatar

Jangan Bersedih Karena Kematian Tidak Akan Datang Sebelum Waktu yang Ditentukan

{Maka apabila telah datang ajalnya, mereka tidak dapat mengundurkannya dan tidak (pula) memajukannya.} (QS. Al-A’raf: 34)

Tidak seorang pun yang mampu memajukan kematian, meski hanya sebentar. Tiada pula yang sanggup mengundurnya, meski hanya sedetik. Walaupun seluruh penduduk langit dan bumi bersatu untuk melakukannya, tetap tak akan bisa. Sebenarnya, keniscayaan-keniscayaan ini telah memberikan perasaan tenang dan ketetapan hati.
{Dan, datanglah sakaratul maut dengan sebenar-benarnya.} (QS. Qaf: 19)

Ketahuilah bahwa bergantung pada selain Allah adalah sebuah kesengsaraan.
{Maka tidak ada baginya suatu golongan pun yang menolongnya terhadap azab Allah dan tidaklah ia termasuk orang-orang yang (dapat) membela (dirinya).} (QS. Al-Qashash: 81)

Buku Siyaru a’lamin Nubala’ terdiri dari 23 jilid-karya Imam Ade Dzahabi, mengurai perjalanan hidup orang-orang terkenal. Baik dari kalangan ulama, khulafa’, raja-raja, pemimpin, para meteri, orang-orang kaya maupun para penyair. Dengan membaca buku ini kita akan mendapatkan dua hakikat penting.

Pertama, barangsiapa bergantung pada selain Allah, baik pada harta benda, anak-anak, kedudukan atau pekerjaan tertentu, maka Allah akan jadikan orang itu sangat cenderung pada semua itu. Dan, itu akan menjadi penyebab kesengsaraan, adzab dan kecelakaannya.

{Dan, sesungguhnya syaitan-syaitan itu benar-benar menghalangi mereka dari jalan yang benar dan mereka menyangka bahwa mereka mendapatkan petunjuk.} (QS. Az-Zukhruf: 37)

Fir’aun celaka karena kedudukannya. Qarun binasa sebab hartanya. Umayyah ibn Khallaf hancur lantaran bisnisnya. Demikian pula Al-Walid, ia sengsara karena anak-anaknya.

{Biarkanlah Aku bertindak terhadap orang yang Aku menciptakannya sendiri.) (QS. Al-Muddatstsir: 11)

Abu Jahal binasa karena kedudukannya. Abu Lahab hancur akibat terlalu bangga dengan keturunannya. Al-Mutanabbi runtuh karena kemasyhurannya. Al-Hajjaj tercampakkan lantaran sikapnya yang congkak di atas bumi. Dan, Ibnul Furaat ambruk lantaran kelalaiannya sebagai menteri.

Kedua, barangsiapa bergantung kepada Allah, bekerja semata-mata untuk-Nya dan untuk mendekatkan diri kepada-Nya, maka Dia akan memuliakan dan mengangkatnya. Meski orang tersebut bukan dari keturunan yang baik: tanpa kedudukan, kerabat terhormat, maupun harta, berlimpah. Bilal diangkat oleh Allah dengan adzan. Salman dimuliakan oleh Allah dengan akhirat. Shuhaib dengan pengorbanan. Dan, Atha’ dengan ilmu pengetahuannya.

(Dan, Allah menjadikan seruan orang-orang kafir itulah yang rendah. Dan kalimat Allah itulah yang tinggi. Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.} (QS. At-Taubah: 40)

Sumber: “La Tahzan, Jangan Bersedih! (Karya Fenomenal DR.`Aidh al-Qarni) 2003, 180-181”



Entri Populer